Sabtu, 4 Disember 2010

Sanah Helwa Untuk Ahli BKMNS(Badan Kebajikan Mahasiswa Negeri Sembilan Jordan)

Assalamualaikum w.b.t..
Hari sabtu yang lepas bersamaan 4 disember 2010 BKMNS mengadakan majlis sanah helwa sempena meraikan pelajar2 n9 yang lahir pada  bulan november dan disember. Majlis ini sepatutnya bermula pada jam 8 malam tapi terpaksa di lewatkan atas sebab2 yang tak dapat di elakkan. Walaubagaimana pun tidak mengapalah, yang penting objektif majlis ni tercapai gak iaitu merapatkan lagi ukhuwah pelajar2 sini..

"sesungguhnya org2 mukmin itu bersaudara.."

orang arab pon join gak tau..


apo yg ko borakkan tu din..??


sanah helwah..^_^


isteri cerdik yg solehah penyejuk mata penawar hati..

pengerusi majlis(nak xnak kena jadi gak)...

ucapan YDP N.Sembilan Muhd Syafiq Bin Abdul Rahman

jejaka idaman malaysia..(pilih je yang mana berkenan)



nazmi afifi

helmi

azmuddin 

waliff

asyraf

assuyuti

k.syamimi(akan khrij taun ni)


Jutaan terima kasih diucapkan kepada BKMNS kerana mengadakan  majlis nih. Moga dengan majlis ini pelajar-pelajar n9 akan menjadi lebih bersemangat menghadapi hari-hari yang mendatang sebagai penuntut ilmu. Dapat lak sekarang ni musim imtihan thani. Semoga najah la ye..

"Semakin meningkatnya usia semakin pendek nya umur bukan semakin bertambah umur". Teringat saya kata-kata ustaz Zahazan dalam ceramah nya. Semoga kita semua di kurniakan  usia yang panjang,badan yang sihat dan semangat yang kuat dalam berdakwah dan berkhidmat untuk Islam..

.

Khamis, 2 Disember 2010

Tak Perlu Akad Yang Baru..

Hari ahad yg lepas saya  menerima mesej dari bonda tercinta. Mesej tersebut berbunyi begini...

"seorang suami tukar agama Islam 3 bulan lebih awal daripada isteri. Perlukah mereka di nikahkan??"..

maksod soalan ni adakah perlu untuk akad nikah yang baru selepas suami isteri ini terpisah kerana pertukaran agama..

Berdasarkan soalan ni jom kita baca kisah cinta Abul 'Ash dan Zainab puteri Rasulullah.....

Dulu di kota Makkah, terdapat seorang pemuda terhormat di kalangan suku Quraisy. Ia terkenal dengan harta kekayaan yang melimpah, mempunyai usaha perniagaan, dan terkenal sebagai pemuda jujur serta memegang amanat. Pemuda itu ialah Abul ‘Ash bin Rabi’. Melihat kemuliaan pemuda ini, kekasih Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Khadijah binti Khuwailid berkeinginan menjodohkan putrinya, Zainab, dengan pemuda ini. Nabi Muhammad pun menyetujui keinginan istrinya tersebut. Apalagi, Abul ‘Ash bukan termasuk orang asing di sisi Nabi. Moyang Abul’ Ash bertemu dengan moyang Nabi pada Abdu Manaf. Demikian pula, garis darah Abul Ash dari jalur ibu bertemu dengan garis darah Zainab dari jalur ibu (Khadijah) pada Khuwailid.
Pernikahan pun dilangsungkan. Di hari yang indah itu, Khadijah memberikan kalung miliknya sebagai hadiah bagi putri terncintanya itu. Maka, Zainab pun berpindah tangan. Ia meninggalkan rumah ibu dan ayahnya menuju naungan dan belaian Abul Ash bin Rabi’ untuk membangun maligai rumah tangga bersamanya. Ketika itu, sesungguhnya Abul Ash belum memeluk Islam. Sementara itu, الله belum mengharamkan pernikahan wanita muslimah dengan laki-laki kafir.

padang-pasir 

Bahtera pun Mulai Berguncang
Waktu pun terus berlalu, cahaya Islam mulai merasuk di hati penduduk Mekkah.
Namun sungguh sayang, Abul ‘Ash bin Rabi’ masih enggan menerima hidayah Islam yang telah dipeluk istri tercintanya itu. Ia masih belum bisa meninggalkan agama nenek moyangnya yang telah mengakar kuat di hatinya walaupun di sisi hatinya yang lain, ia masih sangat mencintai Zainab dengan kecintaan yang murni.
Zainab, dengan segala keinginan yang kuat, berupaya merayu suaminya agar menerima hidayah Islam. Ia berupaya sebaik mungkin menerangkan agama yang dibawa ayahnya kepada suaminya itu dengan tenang dan penuh pengharapan. Dipilihnya kata-kata yang halus dan wajah yang lembut untuk menarik hati Abul Ash. Ia juga berusaha sekuat mungkin memilih untaian lisan yang indah dan tutur kata yang santun untuk meluluhkan hati sang suami tercinta. mawar-3
Namun, tidaklah ada yang bisa membalik hati manusia selain pencipta manusia itu sendiri, yaitu الله. Zainab sangat bersedih karena laki-laki yang dicintainya itu sama sekali tidak terketuk hatinya. Abul Ash hanya diam, dan tidak menanggapi seruan istrinya dengan jawaban yang memuaskan. Seolah-olah, suara hati sang istri tidaklah demikian penting dan berarti dalam hidupnya.
Ketika permusuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin dengan orang-orang kafir Quraisy semakin memuncak, orang-orang kafir tersebut mendorong para laki-laki yang mempunyai istri mukminah agar menceraikannya. Benarlah, dua belahan hati Nabi kita yang mulia, Ruqayyah dan Ummu Kultsum telah dicerai suaminya, lalu diantarkan ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Betapa bahagianya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima kembali kedua putrinya. Justru kekhawatiranlah yang melanda bila keduanya masih hidup bersama laki-laki musyrik.
Kaum kafir Quraisy sebenarnya juga mendorong Abul ‘Ash agar mencerai Zainab. Salah satu di antara mereka mengatakan, “Hai Abul ‘Ash! Cerailah istrimu! Kembalikan dia ke rumah bapaknya! Kami sanggup dan bersedia mengawinkanmu dengan siapa saja yang engkau sukai dari segudang wanita Quraisy yang cantik-cantik!mawar-2
Akan tetapi, ternyata cintanya terlanjur begitu dalam kepada Zainab. Baginya, tidak ada wanita Arab yang mampu menandingi kekasih tercintanya tersebut. Oleh karena itu, Abul ‘Ash menjawab seruan orang kafir tadi, “Tidak! Aku tidak akan mencerainya. Aku tidak akan menggantinya dengan wanita manapun di seluruh dunia ini.”
Pada dasarnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin seandainya Abul ‘Ash mencerai Zainab. Namun, apa kuasa beliau? Saat itu, Allah belum mengharamkan perkawinan wanita mukminah dengan pria musyrik. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berhak memaksa Abul ‘Ash untuk mencerai istrinya.
Ketika terjadi perang Badr, Abul ‘Ash ikut berada dalam barisan kaum musyrikin. Apa boleh buat, sekiranya ia tidak berkenan memerangi mertuanya, ia tinggal bersama musyrikin tersebut di Makkah. Itulah yang memaksanya ikut dalam barisan musuh-musuh Allah.
Maka, perang pun terjadi dengan membawa hasil berupa kekalahan telak, kehinaan, dan rasa malu yang menimpa kaum kafir Quraisy. Di antara mereka, ada yang tewas terbunuh di tangan kaum muslimin. Ada yang tertawan dan ada pula yang berhasil meloloskan diri. Adapun Abul ‘Ash, ia termasuk kelompok yang tertawan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan uang tebusan yang harus dibayar bagi setiap tawanan yang ingin bebas. Tebusan yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tetapkan, sebesar kedudukan dan kekayaan tawanan tersebut di kaumnya, antara seribu hingga empat ribu dirham. Maka, berdatanganlah para utusan dari Makkah dengan membawa uang untuk menebus karib kerabat mereka yang tertawan….
air-mataRasulullah pun Turut Bersedih
Zainab, belahan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang begitu dalam cintanya kepada suaminya turut pula mengirim utusan untuk menebus Abul ‘Ash bin Rabi’. Di antara uang tebusan itu, terdapat sebuah kalung Zainab yang merupakan pemberian ibundanya, Khadijah binti Khuwailid, sebagai hadiah di hari pernikahan Zainab dengan Abul ‘Ash.
Ketika Nabi kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kalung tersebut, tersentuhlah hati beliau. Wajah beliau berubah menjadi sedih dengan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak? Kalung yang beliau lihat dulunya adalah milik istri pertamanya yang selalu mendampingi beliau dalam keadaan susah dan senang. Wanita mana yang mampu menandingi kesetiaan Khadijah di kala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dicaci-maki orang-orang kafir. Khadijahlah yang menyelimuti nabi dan menenangkan beliau ketika turun wahyu pertama kali. Dari wanita mulia inilah Nabi memperoleh anak. Maka, wajarlah jikalau muncul perasaan rindu di hati beliau.
Di sisi lain, kalung yang beliau lihat adalah kepunyaan putri yang sangat beliau sayangi. Maka, hati mana yang tidak tersentuh, apalagi dari seorang ayah kepada putri yang terpisah darinya? Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para shahabatnya, “Harta ini dikirimkan Zainab untuk menebus suaminya, Abul ‘Ash. Sekiranya tuan-tuan setuju, saya harap tuan-tuan bebaskan tawanan itu tanpa uang tebusan. Uang dan harta Zainab kirimkan kembali padanya.
Para shahabat Nabi yang mulia serta merta menyahut seruan beliau dengan berkata, “Baik ya Rasulullah! Kami setuju.”
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun akhirnya membebaskan Abul ‘Ash ibn Rabi’ dengan memberi syarat agar ia segera mengantarkan Zainab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setibanya di Makkah.
Benar, setibanya di Makkah, Abul ‘Ash segera memenuhi janji ayah kekasih tercintanya itu. Ia memerintah Zainab agar segera mempersiapkan diri untuk pergi ke Madinah. Abul ‘Ash pun turut menyiapkan perbekalan dan kendaraan perjalanan1untuk kepergian istrinya tersebut. Ia lalu menyuruh adiknya, ‘Amr ibn Rabi’[1], untuk mengantar Zainab dan menyerahkannya pada utusan Rasulullah yang sudah menunggu tidak jauh di luar kota Makkah.
‘Amr ibn Rabi’ menyambut perintah kakaknya itu. Serta merta ia menyandang busur dan membawa sekantong anak panah, lalu dinaikkannya Zainab ke Haudaj. Mereka pergi ke luar Makkah di tengah hari, di depan muka kaum Quraisy. Melihat hal itu, orang-orang Quraisy marah, dan berupaya menyusul keduanya, lalu mengancam dan menakut-nakuti Zainab. Mereka mendapati Amr dan Zainab di Dzi Thuwa. Salah satu dari mereka yang pertama kali mampu menyusul keduanya adalah Habbar bin Aswad bin Muthallib bin Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushayyi dan Nafi’ bin Abdul Qais Az-Zuhri (ada yang mengatakan Nafi’ bin Abdi ‘Amr).
Habbar yang datang dengan menghunus pedang sangat menggetarkan perasaan Zainab yang berada di sekedupnya. Saat itu, ia sedang hamil. Gangguan dan ancaman Habbar membuatnya jatuh terpelanting dari sekedupnya yang mengakibatkan kandungannya gugur. Ini merupakan musibah berat yang dihadapi Zainab karena gangguan mereka membuat beliau sering sakit-sakitan yang akhirnya menjadi sebab kematian beliau. Oleh karena itu, sang ayah, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada para shahabatnya,
Jika kamu sekalian bertemu Habbar bin Aswad dan Nafi’ bin Amr, bakarlah keduanya karena keduanya telah menyakiti Zainab, putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ia keluar ke Madinah hingga akhirnya ia terus sakit-sakitan sampai meninggal dunia.”
(As-Siyar II/247)
Akan tetapi, ‘Amr ibn Rabi’, dengan panah yang telah ia siapkan, berkata keras kepada orang-orang Quraisy tersebut, “Siapa mendekat, aku panah batang lehernya!”
Suasana menjadi tegang. Perkataan ‘Amr bukanlah main-main karena suku Quraisy telah mengenalnya sebagai pemanah ulung yang tidak pernah meleset bidikannya. Di tengah-tengah suasana seperti itu, berkatalah Abu Sufyan ibn Harb, “Wahai anak saudaraku, letakkan panahmu! Kami akan bicara denganmu.”
‘Amr pun meletakkan panahnya.
Abu Sufyan berkata lagi, “Perbuatanmu ini tidak betul hai ‘Amr. Engkau membawa Zainab keluar dengan terang-terangan di hadapan orang banyak dan di depan mata kami. Orang ‘Arab seluruhnya tahu akan kekalahan mereka di Badr dan musibah yang ditimpakan bapak Zainab kepada kami. Bila engkau membawa Zainab ke luar secara terang-terangan begini, berarti engkau menghina seluruh kabilah ini sebagai penakut, lemah, dan tidak berdaya. Alangkah hinanya itu!!! Oleh karena itu, bawalah Zainab kembali kepada suaminya untuk beberapa hari. Setelah penduduk tahu kami telah berhasil mencegah kepergiannya, engkau boleh membawanya diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Jangan di siang bolong seperti ini! Engkau boleh mengantarkannya kepada bapaknya. Kami tidak mempunyai kepentingan apa-apa untuk menahannya.”
‘Amr menyetujui saran Abu Sufyan. Dia mengantar Zainab kembali ke rumahnya di Makkah. Selang beberapa hari kemudian, di tengah malam, ‘Amr membawa Zainab ke luar kota dengan sembunyi-sembunyi lalu meyerahkannya kepada utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari tangan ke tangan, sebagaimana pesan Abul ‘Ash. Dalam Majma’ Zawaid disebutkan bahwa tatkala warga Makkah sudah tenang dan tidak lagi membicarakan perihal Zainab, Amr keluar bersama Zainab di waktu malam, lalu menyerahkannya kepada Zaid bin Haritsah dan temannya.
good-bye1Akhirnya, Abul Ash pun berpisah dengan istrinya. Dalam masa perpisahan ini, tiada satupun yang sangat Zainab harapkan selain hidayah Islam merasuk kepada kekasih yang sangat ia cintai itu. Zainab senantiasa memohon kepada Allah agar Abul Ash segera memeluk agama Islam. Perpisahan ini demikian lama, berlangsung beberapa tahun hingga menjelang Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah).

Awal Mula Pertemuan setelah Perpisahan yang Lama
Abul Ash adalah seorang pedagang dan biasa berdagang ke negeri Syam. Kegiatan perdagangan inilah yang dilakukannya setelah ia berpisah dengan wanita yang sangat dicintainya itu. Suatu ketika, menjelang terjadinya Fathu Makkah, dalam perjalanan pulang Abul Ash dari Syam ke Makkah, kafilahnya dicegat pasukan patroli Rasulullah. Ketika itu, Abul Ash membawa seratus onta yang penuh dengan muatan dan seratus tujuh pulu personil yang menggiring unta-unta tersebut. Namun, Abul Ash masih beruntung karena ia pedangberhasil lolos dari sergapan patroli Madinah. Kemudian, dengan sembunyi-sembunyi ia menyusup ke kota Madinah di kala hari telah gelap. Ia berhasil mendapati rumah Zainab, lalu minta perlindungan kepadanya. Zainab pun memberi perlindungan kepada Abul Ash.
Setelah itu, ketika Nabi hendak menunaikan shalat shubuh dan beliau sudah sudah berdiri di mihrab, lalu takbir dan takbirnya diikuti para shahabat, Zainab berteriak dengan sekuat-kuatnya dari tempat khusus wanita,
Hai manusia! Saya Zainab binti Muhammad. Abul Ash minta perlindungan kepada saya. Oleh karena itu, saya melindunginya.
Setelah Nabi usai melakasanakan shalat, Nabi berkata kepada para shahabatnya,
Apakah tuan-tuan mendengar suara Zainab?
Para shahabat menjawab, “Kami mendengarnya wahai utusan Allah
Nabi berkata lagi,
Demi الله yang jiwaku dalam genggamannya. Saya tidak tahu apa-apa tentang hal ini, kecuali setelah mendengar teriakan Zainab
Kemudian, Nabi mendatangi rumah Zainab, kemudian berkata kepada putrinya tersebut,
Hormatilah Abul ‘Ash! Akan tetaapi, ketahuilah! Engkau tidak lagi halal baginya.
Setelah itu, Nabi memanggil pasukan patroli Madinah yang telah menyergap kafilah dagang Abul Ash, lalu beliau berkata kepadaa mereka,
Sebagaimana kalian ketahui, orang ini (Abul Ash) adalah family kami. Kalian telah merampas hartanya. Jika kalian ingin berbuat baik, kembalikanlah hartanya. Itulah yang kami sukai. Akan tetapi, jika kalian enggan mengenbalikan, itu adalah hak kalian karena harta itu adalah rampasan perang dibrikan الله kepada kalian. Kalian berhak mengambilnya.
Mendengar perkataan Nabi tersebut, para shahabat justru mengatakan,
Kami kembalikan wahai ututsan Allah…”
Mengetahui para shahabat nabi ingin mengembalikan hartanya, Abul Ash mendatangi mereka untuk mengambil hartanya tersebut. Ketika Abul Ash sampai di hadapan para shahabat Nabi, para shahabat berkata,
Wahai Abul ‘Ash! Engkau adalah seorang bangsawan Quraisy. Engkau anak paman ingakan serahkan harta ini semuanya kepadanu. Engkau akan dapat menikmati harta penduduk Makkah yang Engkau bawa ini. Tinggallah bersama kami di Madinah
Kalau kita lihat sepintas, tawaran para shahabat ini demikian menguntungkan Abul Ash. Namun, lihatlah betapa tinggi dan luhur pekerti serta kemormatan Abul Ash dalam sikap Abul Ash berikut ini:
Abul Ash menolak tawaran para shahabat seraya berkata,
Usul kalian sangat jelak dan tidak pantas. Aku harus membayar hutang-hutangku segera
Lalu, Abu ‘Ash membawa kembali harta bendanya menuju Makkah. kemudian, begitu ia sampai di Makkah, ia segera memabayarkan hutang-hutangnya kepada setiap yang berhak menerimanya. Setelah itu, ia bekata kepada penduduk Makkah,
Hai kaum Quraisy! Masih adakah yang belum menerima pembayaran dariku?
Penduduk Makkah serta merta menjawab seruan itu,
Tidak! Semoga الله membalasmu dengan yang lebih baik. Kami telah menerima pembayaran darimu secukupnya.
Abul ‘Ash lalu berkata,
Sekarang ketahuilah, aku telah aku telah membyar hak kamu masing-masing secukupnya. Maka, kini dengarkan! Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang disembah kecuali الله dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah jabat-tanganutusan الله . Demi الله, tidak ada yang menghalangiku untuk menyatakan Islam kepada Muhammad ketika aku berada di Madinah, kecuali kekhawatiranku kalau kalian menyangka, aku masuk Islam karena hendak memakan harta kalian. Kini, setelah الله membayarnya kepada kamu sekalian dan tanggung jawabku telah selesai, aku menyatakan masuk Islam.
Setelah itu, Abul ‘Ash keluar dari Makkah untuk menemui Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah pun menerima dan menyambut kedatangannya, serta menyerahkan kembali istrinya, Zainab ke dalam naungannya.
bunga-cinta
Di antara kemuliaan Abul Ash adalah apa yang disabdakan Nabi Muhammad berikut ini,
Dia berbicara kepadaku, aku mempercayainya. Dia berjanji kepadaku, dia memenuhi janjinya.
Namun, kebahagiaan Abul ‘Ash dalam merasakan kesejukan sang istri tercinta setelah waktu perpisahan yang begitu panjang tidaklah berlangsung lama. Ia dapati lagi perpisahan berikutnya yang tidak mungkin lagi datang pertemuan berikutnya. Perpisahan itu ialah kepergian Zainab meninggalkan dunia ini, tepatnya pada tahun 8 hijriah.
  
Jadi soalan nye telah terjawab dalam kisah ini. Bahawa tak perlu untuk akad nikah yang baru.


Selasa, 30 November 2010

Khasiat Minyak Zaiton

Assalamualaikum..
selalunya kita masak guna minyak biasa.Kali ni saya nak ketengahkan pula minyak zaiton untuk di gunakan dalam masakan.Banyak khasiat minyak zaiton ni yang kita tak tau.Setelah di kaji minyak zaiton ni banyak kebaikan nye. Bukan setakat untuk masak bahkan ia digunakan sebagai minyak rambut dan mcm2 lagi lah...Antara fakta2 menarik tentang minyak zaiton ni:




  1. KEGUNAAN DAN KELEBIHAN MINYAK ZAITUN:

  • Mengurangkan pengambilan lemak dalam diet harian

  • Menghindari penyakit kardiovaskular dan arteriosclerosis

  • Mengelakkan pembentukan batu hempedu (gallstone)

  • Membantu penghadaman dan mengurangkan ulser perut

  • Antioksidan dan antikanser

  • Membantu keseimbangan metablisme tubuh, pertumbuhan tulang dan tubuh yang baik (khasnya bagi kanak-kanak)

  • Membekal vitamin E

  • Kecantikan (kulit dan rambut)

  • Kestabilan asid lemak

  • Membekal pelbagai vitamin untuk antipenuaan

  • Kegunaan masajterapi

  • Penggunaan:

  • Gunakan dalam masakan menggantikan minyak masak kelapa sawit.

  • Mengambil secara terus sekurang-kurangnya 2 sudu makan setiap hari.







  • Artikel Berkaitan Minyak Zaitun
    Tambahkan 2 sudu makan minyak zaitun  kedalam masakan berminyak, bersantan, berlemak/kolesterol tinggi (kambing, lembu, kerbau, udang etc). semua lemak akan menjadi sisa tanpa diserap ke dlm badan.
    MINYAK ZAITUN BOLEH MENCEGAH KANSER, SERANGAN JANTUNG, PERUT BUNCIT?
    Sesuatu yang mengeluarkan cahaya yang terang apabila dibakar tanpa mengeluarkan asap adalah menakjubkan dan itulah hakikat kelebihan minyak zaitun.
    HADITH:
    1.”MAKAN MINYAK ZAITUN DAN URUTLAH DENGANNYA KE SELURUH BADAN KERANA IA ADALAH DARI POHON YANG SUCI”, diriwayatkan oleh hazrat Sayyed Al-Ansari.
    2.”ADA MINYAK ZAITUN, MAKANLAH, URUT SELURUH BADAN KERANA IA BERKESAN UNTUK BUASIR”, diriwayatkan oleh hazrat Al-Qama bin Amir.
    Tumbuhan zaitun mempunyai ketinggian 3 meter, berdaun hijau terang dan berbuah ungu gelap. Menurut pengamal hadith, setelah taufan dizaman Nabi Noh A.S melanda, tumbuhan zaitun adalah yang pertama kelihatan. Buah zaitun kaya dengan vitamin A, B1, B2, C, D, E, K dan besi.
    Buah yang terbaik untuk dimakan adalah daripada Greece, “Kalamata olive” berwarna ungu gelap, berbentuk buah badam dan bersaiz ½” ke 1″. Ia dipek dan dipasarkan dalam minyak zaitun atau cuka. Buah2 untuk tujuan ini akan dipetik atau digugurkan tetapi dibiarkan matang untuk penghasilan minyak. Buah zaitun digred mengikut tahun ia diambil dari pokok, jenis dan saiz.
    Kebanyakan minyak yang dikomersialkan diproses secara menghapus zat pemakanannya. Adalah penting untuk menggunakan minyak zaitun tulen daripada yang jernih di pasaran.
    Minyak zaitun  adalah ekstrak pertama buah zaitun tanpa penggunaan bahan kimia atau haba bagi mempastikan kadar asid yang rendah. Hanya minyak zaitun tulen mempunyai agen serangan terhadap penyakit. Ia bukan sahaja menyihatkan tetapi juga menambah perisa dalam masakan.
    Minyak zaitun  boleh digunakan untuk dalaman (kesihatan) juga luaran (kecantikan) . Ia merupakan syarat utama untuk gaya hidup yang lebih sihat.
    Ia digunakan dalam pembuatan produk kecantikan kerana ciri2nya yang boleh melembutkan kulit.
    Ia merupakan minyak semulajadi yang terbaik dan pilihan utama untuk tumbesaran. Paras asid yang rendah memudahkan penghadaman berbanding lemak lain. Vitamin E dalam minyak zaitun merendahkan kolesterol LDL, tekanan darah dan risiko sakit jantung koronari.
    Vitamin K pula menghalang darah dari melekit dan membeku. Kesimpulannya, minyak zaitun tulen mengandungi perlindungan kesihatan, ia mengurangkan risiko penyakit kardiovaskular, arteriosklerosis dan pelbagai masalah akibat proses penuaan.
    Menurut ulamak Zahbi, minyak zaitun menguatkan rambut dan badan. Ia boleh digunakan sebagai tonik kepada masalah penuaan dan melambatkan prosesnya. Ia boleh juga digunakan untuk mengatasi masalah seksual. Minyak zaitun berkesan dalam mengatasi kes kebakaran dengan mencampurkannya dengan sedikit garam. Jeruk buah zaitun boleh mengatas masalah sembelit.
    Pengambilan lemak yang tinggi berserta minyak zaitun dapat mengurangkan risiko sakit jantung. Menurut Ibnu Al-Qayyim, minyak zaitun adalah peseri wajah. Ia menghalang berlakunya keracunan, mengawal proses penghadaman, mengilatkan rambut dan berkesan untuk bisul, ruam lampin, gatal2 dan ulser yang kronik. Menyapu minyak zaitun dengan sedikit garam pada gusi boleh melegakan penyakit gusi dan gigi.
    Menurut statistik, minyak zaitun merupakan ramuan utama makanan penduduk Mediterranean. Sakit jantung adalah akibat kematian yang tinggi di Amerika Syarikat.
    Kajian terkini ke atas minyak zaitun mendapati ia boleh mengurangkan risiko sakit jantung koronari dengan merendahkan kadar kolesterol dalam darah. Menurut kajian, risiko serangan jantung boleh dikurangkan dengan pengambilan minyak zaitun, penambahan sayuran dan pengurangan makanan tenusu.
    Kajian lain mendapati minyak zaitun mengurangkan lemak badan di bahagian perut. Risiko menghidapi sakit jantung berlaku lebih pada mereka yang mempunyai badan dan perut berbentuk epal. Kajian terhadap kolesterol LDL menunjukkan ia menjadi punca utama pembentukan arteriosklerosis. Ini akan menambahkan risiko sakit jantung koronari dan serangan jantung.
    Kajian yang dijalankan ke atas wanita oleh “Harvard School of Public Health” dan “Athens School of Public Health” mendapati amalan mengambil minyak zaitun lebih dari sekali sehari boleh mengurangkan 25% risiko menghidapi kanser payu dara.
    Kandungan Vitamin E yang tinggi dalam minyak zaitun telah menghalang kemusnahan sel yang menjadi punca kanser.
    Kajian yang diketuai oleh professor Miguel Gassull di Hospital Universiti “Germans Trias Pujol” di Barcelona, Sepanyol ternyata membuktikan minyak zaitun menghalang pembentukan kanser kolon.
    Kajian lain yang dijalankan di Universiti Oxford menambah bukti yang menunjukkan minyak zaitun berkesan dalam membantutkan kanser kolon. Dr Michael Goldacre dan sekumpulan pengkaji dari “Institute of Health Science” membandingkan kanser, makanan dan pengambilan minyak zaitun di 28 negara termasuk Eropah, Amerika Syarikat, Brazil, Colombia, Kanada dan China.
    Hasil kajian menunjukkan negara yang mempunyai pengambilan daging yang lebih dan sayur yang kurang mempunyai risiko menghidapi kanser yang tinggi. Minyak zaitun dikaitkan sebagai punca kurang risiko. Saintis Jepun mendakwa minyak zaitun tulen yang disapu pada badan selepas berjemur boleh memeliharanya daripada kanser kulit.
    CARA PENGAMBILAN:
    1.Campurkan 2 sudu makan minyak zaitun ke dalam setiap masakan.
    2.Menghilangkan parut bekas jerawat di muka (ratakan campuran 3 sudu teh minyak zaitun dengan 1 sudu teh minyak habbatus sauda pada muka, biarkan selama 3 jam, cuci).
    3.Menghilangkan parut pada anggota lain di badan (ratakan campuran 6 sudu teh minyak zaitun dengan 2 sudu teh minyak habbatus sauda pada anggota terlibat, biarkan selama 2 jam, cuci).
    Satu lagi minyak zaitun sangat baik juga untuk program detox (pembuangan racun dihati). InsyaAllah.
    Minyak zaitun yang dihasilkan dari pohon zaitun merupakan produk asli hasiltani di benua Asia Kecil dan taburannya bermula dari Iran, Syria dan palestin sehingga keseluruhan Mediterranean semenjak 6,000 tahun yang lalu.
    Pohon zaitun yang berkat ada disebut dalam Al-Quran, dalam surah An-Nur. Semenjak 1400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad SAW telah menasihatkan umat Islam agar menggunakan minyak zaitun untuk kesihatan dan penjagaan badan, di mana Baginda SAW sendiri menggunakannya sebagai minyak rambut.
    Antara kandungan minyak zaitun adalah fenol, sterol, pigmendan squelen yang memainkan peranan penting dalam kesihatan manusia.

    p/s: Jadi tunggu apa lagi pakat2 la beli minyak zaiton utk kebaikan kita. Untuk pelajar Mu'tah kalau nak beli kat hallak mall de jual dengan harga tak sampi jd5 bersamaan 500ml...selamat mencuba..

    Rabu, 24 November 2010

    Sanah Helwa Ummi..

    Ummi...
    adalah wanita yang telah melahirkan Mahdi
    merawat Mahdi
    membesarkan Mahdi
    mendidik Mahdi
    hingga Mahdi telah dewasa

    Ummi...
    adalah wanita yang selalu siaga tatkala Mahdi dalam buaian
    tatkala kaki-kaki Mahdi belum kuat untuk berdiri
    tatkala perut Mahdi terasa lapar dan haus
    tatkala Mahdi terbangun di waktu pagi, siang dan malam

    Ummi...
    adalah wanita yang penuh perhatian
    bila Mahdi sakit
    bila 
     Mahdi  terjatuh
    bila  Mahdi menangis
    bila  Mahdi kesepian

    Ummi...
    telah 
     Mahdi pandang wajah ummi diwaktu tidur
    terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
    terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
    terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
    terdapat sinar kelelahan kerana  Mahdi


    Ummi...
    Ummi menangis karena Mahdi
    Ummi sedih karena Mahdi
    Ummi menderita karena Mahdi
    Ummi korbankan segalanya untuk Mahdi

    Ummi...
    jasamu tiada terbalas
    jasamu tiada terbeli
    jasamu tiada akhir
    jasamu tiada tara
    jasamu terlukis indah di dalam surga

    Ummi...
    hanya do'a yang bisa 
    Mahdi persembahkan untukmu
    karena jasamu
    tiada terbalas

    Hanya tangisku sebagai saksi
    atas rasa cintaku padamu

    Ummi..., Mahdi sayang ummi
    juga kepada abah...!!!



    ~Selamat Hari Lahir Ummi Tersayang Zaiton Bt. Tahir yg ke-48~
    25 November 1962
    Daripada Anakmu Nur Mahadi Bin Baharum
    25 November 1991

    Sabtu, 12 Jun 2010

    Kubur Pembunuhan 250 Mayat Muslim ALBANI DiTemui

    Sebuah kuburan besar baru ditemukan di Serbia. Diperkirakan kuburan massal tersebut berisi sekitar 250 tubuh warga Kosovo Albania, kata jaksa penuntut jenayah perang kepada BBC.


    Jaksa penuntut itu mengatakan bahawa informasi ini datang dari misi polis Uni Eropah di Kosovo, Eulex, dan Serbia telah mengirimkan pasukan penyidik mereka.

    Para korban diyakini dibunuh selama konflik pada tahun 1998-1999 ketika pasukan Serbia melawan dan membantai pejuang etnik Albania di Kosovo.

    Kuburan yang ditemukan tersebut berada di kota Raška, dekat perbatasan dengan Kosovo.
    Bukan pertama kalinya kuburan massal dari konflik yang cenderung menjadi konflik sentimen etnis dan agama tersebut ditemukan di Serbia. Lebih dari 800 mayat warga Kosovo Albania ditemukan di beberapa lokasi di Serbia pada tahun 2001.

    Deklarasi kemerdekaan Kosovo pada tahun 2008 mendapat tantangan keras dari Belgrade, namun kemerdekaan Kosovo itu diterima baik oleh AS dan banyak negara-negara Uni Eropah.(fq/bbc)

    Jumaat, 11 Jun 2010

    Mufti SAUDI : Haram Cukur Janggut

    Mufti Saudi Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh mengeluarkan fatwa bahawa haram hukumnya mencukur janggut dan menampilkan foto perempuan tanpa jilbab.

    Fatwa itu dikeluarkan oleh Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh, sebagai tanggapan atas pertanyaan seorang warga Algeria terkait hukum agama atas pemberlakuan undang-undang baru dari pemerintah rasmi Algeria yang mewajibkan setiap warga negara Algeria mencukur janggotnya dan setiap perempuan menampilkan seluruh wajahnya di foto dalam prosedur untuk mendapatkan pasport dan KTP Algeria.

    Jawaban Mufti Saudi itu kepada penanya, menyatakan bahawa ia tetap mesti 'menjaga' dan memelihara jangguttnya serta dia harus meyakini pertolongan Allah dan meyakini Allah akan memberikan jalan keluar.

    Mufti besar Arab Saudi selama program acara radio Ahad malam lepas (11/4) mengatakan tidak boleh bagi setiap Muslim untuk membawa Islam tidak seperti agama Islam.

    Syeikh Abdul Aziz Alu Syaikh menyatakan bahawa haram hukumnya seorang yang mengaku Islam namun memaksakan kehendak terhadap setiap umat Islam untuk mencukur janggot atau memaksa seorang muslimah melepas jilbabnya untuk di foto pada paspor ataupun KTP.

    Sebelumnya menteri dalam negeri Algeria, Noureddine Yazid Zerhouni mengatakan dalam sebuah sidang media yang disiarkan televisyen Algeria, menyatakan bahawa foto untuk pasport dan KTP bagi perempuan mesti memperlihatkan telinga, dan bagi laki-laki mesti mencukur janggot.(fq/alqudsalarabi)

    Rabu, 26 Mei 2010

    Mengenang Mustafa Siba'i

    As-Siba’i lahir di Himsh, Syria, tahun 1915. Keluarganya terpandang sebagai keluarga ilmuwan. Ayah dan datuknya penanggung jawab khutbah di masjid Jami’ di Himsh, dari generasi ke generasi.

    Ketika As-Siba’i bermaksud melamar seorang gadis, keluarga yang mengantarkan As-Siba’i ke rumah sang gadis mengatakan jika As-Siba’i sibuk mengurus dakwah Islam, jadi kemungkinan waktu luangnya sedikit untuk keluarga; apakah dengan keadaan seperti itu keluarga sang gadis akan tetap menerimanya? Tak tahunya pihak calon mempelai wanita setuju.

    Waktu umurnya baru enam belas tahun, As-Siba’I sudah terlibat dalam melawan Peranchis yang waktu itu tengah “mampir” di Suriah. Gara-gara memimpin demo, dan mengedarkan risalah, dia ditangkap pada tahun 1931 oleh Peranchis. Setelah dibebaskan, dia kembali ditangkap gara-gara pidato-pidatonya yang dapat membakar dan mengobarkan semangat massa buat melawan Peranchis.

    Tahun 1933, Musthafa As-Siba’i pergi ke Mesir, menimba ilmu di Al-Azhar. Waktu kuliah inilah, As-Siba’i berkenalan dengan Hasan Al-Banna dan gerakan Ikhwan. As-Siba’i ikut ambil bahagian mendirikan cabang Ikhwan di Syria. Tahun 1945, As-Siba’i dipilih sebagai Muraqib ‘Am Ikhwanul Muslimin Syria.

    Kenangan Bersama Imam Syahid Hasan Al-Bana

    Pernah, ada kejadian yang menarik antara Imam Hasan Al-Banna dan As-Siba’i. Ikhwan mempunyai sebuat akhbar, namanya Al-Ikhwanul Muslimun, dan suatu kali akhbar itu memuat foto Hasan Al-Banna dan Musthafa As-Siba’i, dengan komentar di bawah foto itu, “Panglima dan Tentera”. Langsung saja Imam Hasan Al-Banna menulis surat buat pemrednya, komplain soal tulisan itu.

    Imam Al-Banna mengatakan, “Jika yang Anda maksud dengan kata panglima ialah Ustadz Musthafa As-Siba’i dan kata tentara ialah hamba Allah yang lemah ini yang setiap hari dan saat menganggap dirinya tentera dakwah kebenaran yang paling kecil, maka bererti anda memberi predikat sangat baik dan terima kasih saya sampaikan kepada anda. Jika yang anda maksud ialah makna yang cepat tertangkap di benak ketika pertama kali membacanya dan mengetahui posisi Mursyid dan Muraqib, maka saya berlindung diri kepada Allah dari apa yang anda lakukan dan minta maaf kepada Ikhwan atas apa yang anda tulis. Saya berharap permainan jurnalistik seperti ini tidak menjerumuskan anda pada ketidaktenteraman jiwa. Saya memohon kepada Allah semoga memberi taufik kepada kita menuju kebaikan, meluruskan langkah kita menuju apa saja yang mengundang kecintaan dan keredhaan-Nya, serta menyatukan hati untuk memperjuangkan kebaikan bagi tanah air tercinta ini.” Itu adalah hal yang tak dapat dilupakan siapapun ketika itu, termasuk As-Siba’i.

    Tahun 1944, As-Siba’i pergi menunaikan haji untuk yang pertama kalinya. Tahun 1947, ia menerbitkan akhbar Al-Manar, walaupun dibredel oleh Husni Az-Zaim. Tahun yang sama, ia mendapat gelar doktor dalam perundang-undangan Islam dan sejarahnya, disertasinya berjudul As-Sunnah wa Makanatuha fit Tasyri’ Al-Islami.

    Sumbangsihnya untuk Islam

    Di tahun 1948, As-Siba’I kembali ke Syria. Beliau dan anggota-anggota Ikhwan lain cuba memasukkan materi tarbiyah di kurikulum pendidikan. Beliau pun cuba membuka Fakulti Syariah di Universiti Syariah tahun 1955 dan jadi dekannya untuk pertama kali. Mulailah As-Siba’i merintis penyusunan ensiklopedia Fiqih Islam yang meliabtkan ulama dari penjuru dunia Islam untuk menyajikan Fiqih Islam dengan format baru, sunnah, fiqih ulama salaf, dan ijtihad ulama kontempori.

    Tahun 1949, As-Siba’i terpilih jadi wakil kota Damaskus, padahal dia orang Himsh. Setahun kemudian, ia dinobatkan menjadi guru besar Fakultas Hukum Universiti Syria.

    Siba’i juga menuntut kepada pemerintah Suriah agar mengizinkan ia dan Ikhwan berpartisipasi dalam perang di Mesir yang tengah melawan Inggeris di Terusan Suez. Tentu saja, pemerintah Syria langsung menangkap Musthafa As-Siba’i seterusnya membubarkan Ikhwanul Muslimin Syria. Belum lagi perintah pemecatan As-Siba’i dari Universiti Syria dan terus dideportasi ke Lebanon.

    Tahun 1953, dalam muktamar umum Islam di Al-Quds, As-Siba’i jadi wakil dari Syria. Tahun 1954, As-Siba’i hadir di muktamar Islam-Kristian di kota Handun, Lebanon, tujuannya buat meng-counter musuh-musuh Islam dari kalangan orientalis dan orang-orang Kristian.

    Sampai tahun 1957, As-Siba’i banyak melakukan perjalanan ke negara-negara Eropah, dari Italia Inggeris, Irlandia, Belgium, Belanda, Denmark, Norway, Sweden, Poland, Jerman, Swiss, Perancis, dan Rusia untuk melihat kurikulum studi Islam di negara-negara tersebut. Di sinilah, As-Siba’i menyingkap habis kesalahan-kesalahan kaum orientalis, baik secara ilmiah atau historis.

    Semakin tua semakin produktif

    Di tahun yang sama, As-Siba’i sudah mulai sakit-sakit. Uniknya, justru di masa-masa sakit ini, As-Siba’i malah produktif. Sehari sebelum meninggal ia menulis tiga buku yaitu Al-Ulama’ Al-Auliya’, Al-Ulama’ Al-Mujahidun, dan Al-Ulama Asy-Syuhada’.

    Tujuh tahun lamanya, Musthafa melewatkan hari-hari bersama penyakitnya, akhirnya hari Sabtu tanggal 3 Oktober 1964, ia meninggal dunia di kota Himsh. Jenazahnya diiringi rombongan besar orang dan disholatkan di Masjid Jami’ Al-Umawi, Damaskus.

    Ada perkataan yang menarik dari Dr. Husni Huwaidi tentang kondisi As-Siba’i waktu sakit. “Saya melihatnya ketika sakit, bersandar pada tongkat, berjalan di pagi dan petang hari menuju masjid, pada saat orang-orang sihat dan kuat enggan pergi ke masjid. Betapa sedikitnya orang sakit dan lumpuh, namun ia lebih kuat dari pedang terhunus. Kelestariannya dalam jihad, betapapun ia lumpuh, menderita sakit jantung dan hipertensi, tidak lain dalil nyata dan hujjah jelas bahawa karakter orang ini ialah jihad dan tabiatnya perjuangan, nalurinya pengorbanan, fitrahnya keberanian dan patriotisme. Bagaimana mungkin riya’ mendapatkan peluang menyusup ke hatinya, futur menemukan jalan mengusik jiwanya dan keraguan menemukan lorong merusak tekadnya? Maha suci Allah yang memberi karunia kepadanya lalu ia mensedekahkannya dan menimpakan ujian kepadanya lalu menjadikannya redha pada ujian.”

    Surat Rahsia Khalifah Ottoman-Sheikh Tariqat Di temui

    Setelah lebih dari 100 tahun, satu surat rahsia yang ditulis oleh Khilafah Utsmani ke-27, Sultan Abdul Hamid II (18842--1918) kepada guru kerohaniannya, Syaikh Mahmud Abu Shammat as-Syadzili, akhirnya ditemukan.

    Surat rahsia tersebut merupakan kisah dan curhatan sang Sultan kepada mentornya terkait sebab utama dibalik penjungkalan dirinya dari takhta kekhalifahan Ottoman pada tahun 1909 oleh sebuah gerakan militer untuk kemudian diasingkan ke wilayah Salonica (sekarang Yunani).

    Dokumen penting bersejarah itu ditemukan oleh keluarga ahli waris Syeikh Abu as-Shamat yang kini menetap di Syria. Ammar Abu Shammat, salah satu anggota keluarga ulama tersebut, kini telah menyerahkan naskah asli surat tersebut ke Presiden Syria Bashar El-Assad.

    Pejabat Berita Turki Cihan telah menyalin naskah dan meneliti keautentikannya.

    Surat tersebut dikirimkan secara diam-diam kepada mentor spiritualnya, Syeikh Shammat, yang juga Mursyid Tarekat Syadzuliyyah, melalui salah seorang penjaga istana pengasingan di Salonica.

    Isi surat tersebut ikut menjadi salah satu data penting bagi filem dokumenter tentang Sultan Abdul Hamid II yang disutradarai oleh sineas terkemuka Turki, Mehmet Fudeil. Filem tersebut pernah diputar di rangkaian Aljazeera Documenter. (AGS/alm)

    Isnin, 24 Mei 2010

    SEJARAH SULTAN MUHAMMAD AL-FATEH

    PENGENALAN


    Sultan Muhammad II yang lebih dikenali sebagai Sultan Muhammad al-Fateh (Pembuka Konstantinople) ialah salah seorang tokoh pejuang Islam dalam kalangan pemerintah selain beberapa orang lagi dalam kelompok yang sama seperti Sultan Salahuddin al-Ayyubi (Penyelamat Jerusalem) dan Sultan Saifuddin Muzaffar al-Qutuz (Penghancur Monggol). Dia menerajui umat Islam melalui Empayar Uthmaniyyah yang berpusat di Turkistan (Turki). Gelaran “Al-Fath” itu bersempena kejayaannya ‘membuka’ Konstantinople.


    Imam Ahmad meriwayatkan bahawa Nabi Muhammad saw pernah berkata: “Konstantinople akan ditakluki oleh tentera Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, dan tenteranya adalah sebaik-baik tentera.”


    Hadis ini telah membakar semangat sekian banyak tokoh dan tentera Islam untuk menakluki dan ‘membuka’ Konstantinople yang terkenal dengan keutuhan tembok berlapisnya. Dari semasa ke semasa ada saja perwira yang mahu diri mereka memenuhi maksud hadis Nabi itu. Sejak zaman para sahabat sehingga 800 tahun kemudiannya, pelbagai kempen ketenteraan dilakukan namun kesemuanya gagal menembusi tembok Konstantinople. Konstantinople yang berada dalam Empayar Byzantine ini sangat penting kerana ia merupakan laluan utama untuk ‘membuka’ Eropah keseluruhannya. Runtuh sahaja pintu Eropah, bermaksud mudahlah untuk sesiapa sahaja menerobos ke luar sana.


    Tuhan menzahirkan kebenaran kata-kata Nabi Muhammad saw itu melalui Sultan Muhammad al-Fateh. Namun kita kena memahami satu perkara, iaitu Konstantinople dibuka sekurang-kurangnya dua kali. Sultan Muhammad al-Fateh ialah pembuka yang pertama manakala pembuka utamanya akan datang tidak lama lagi. Bahagian ini akan dibincangkan dengan lebih lanjut di bawah nanti.


    Seorang sahabat Nabi bernama Abu Ayyub al-Ansari menemui kesyahidannya berhampiran tembok kota Konstantinople. Dia melancarkan serangan pada zaman Kekhalifahan Bani Umayyah. Dikatakan antara hujah Abu Ayyub ke sana ialah kerana dia pernah mendengar Rasulullah saw memberitahu bahawa akan ada seorang lelaki yang akan dikuburkan di sana. Dia berharap agar dialah orangnya. Selain itu, jika dia gagal membuka Konstantinople, dia berharap dapat mendengar derap kuda “sebaik-baik raja dan tentera” itu.



    ZAMAN KECIL


    Sultan Muhammad al-Fateh dilahirkan pada 30 Mac 1432 di sempadan Turki-Bulgaria. Bapanya Sultan Murad II (1401-1451) seorang yang soleh, handal dalam perang jihad dan mempunyai wawasan yang hebat. Dia memberikan didikan yang sempurna kepada anaknya sehingga Muhammad jadi seorang yang berketrampilan sejak kecil lagi.


    Muhammad belajar dan menguasai pelbagai cabang ilmu seperti agama, politik, seni tempur dan beladiri, ilmu peperangan, tasauf, psikologi dan lain-lain. Dia berkebolehan dalam 7 bahasa iaitu bahasa Arab, Turki, Greek, Hebrew, Parsi, Latin dan Serbia. Hal ini menggambarkan kecerdasannya yang luar biasa.


    Kekhalifahan Uthmaniyyah yang bermazhab Ahli Sunnah wal Jamaah aliran Asha’irah dan bermazhab Hanbali itu sangat mementingkan ilmu tasauf kesufian. Pihak istana mengamalkan Tariqat Naqshabadiyyah. Para khalifah mempunyai bilik suluk khas mereka. Peribadi yang banyak membentuk rohani Sultan Murad dan anaknya ini ialah seorang mursyid besar Tariqat Naqshabandiyyah iaitu Syeikh Shamsuddin al-Wali, seorang berketurunan Sayyidina Abu Bakar. Dia bertindak sebagai penasihat kepada Kerajaan Turki Uthmaniyyah ketika itu.

    Ketika Muhammad masih dalam buaian, Syeikh Shamsuddin pernah berkata kepada Sultan Murad, bahawa bukan baginda yang akan menguasai Konstantinople tetapi anaknya yang ketika itu sedang berada dalam buaian itu.



    ZAMAN REMAJA


    Muhammad al-Fateh mula memangku jawatan sebagai pemerintah daulah Islam pada tahun 1444 ketika baru berusia 12 tahun. Ketika itu bapanya iaitu Sultan Murad ada urusan di luar kerajaan. Tugas ini dijalankannya dengan baik selama hampir 3 tahun. Pada tahun 1451, ketika usianya 19 tahun, barulah dia secara rasminya menjawat jawatan khalifah. Sultan Muhammad ialah khalifah Uthmaniyyah yang ke-7.


    ZAMAN DEWASA


    Sultan Muhammad al-Fateh memimpin sendiri 25 kali kempen ketenteraan sepanjang hidupnya. Walaupun dia ketua seluruh umat Islam pada zaman itu, namun dia seorang yang berjiwa rakyat. Dikatakan ketika tentera Islam membina Benteng Rumeli Hisari, Sultan Muhammad membuka serban dan bajunya lalu turut sama menjadi buruh binaan.


    Sultan Muhammad sangat gemar mengenakan serban, begitu juga dengan tentera dan rakyat Turkistan ketika itu. Selain daripada mempraktikkan sunnah, serban besar mereka itu tidak lain ialah kain kafan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan kecintaan mereka kepada syahid pada bila-bila masa dan tentunya kecintaan kepada sunnah. Sebab itu kesemua tentera Islam pada zaman itu mengenakan serban.


    Walaupun Sultan Muhammad sudah dilantik sebagai khalifah, tetapi dia masih memerlukan tunjuk ajar bapanya, yang juga mahagurunya. Oleh itu, sungguhpun Sultan Murad sudah bersara dan mahu memberi tumpuan pada amal ibadah, Sultan Muhammad tetap mahu bapanya ke medan juang. Setelah Sultan Murad uzur, barulah dia dibiarkan berehat. Kata-kata Sultan Muhammad al-Fateh kepada bapanya setelah dia menjawat jawatan khalifah:


    “Kalau ayahanda fikir ayahanda masih seorang khalifah, menjadi kewajipan ayahanda untuk turun ke medan perang. Tapi jika ayahanda memandang saya yang khalifah, maka saya perintahkan ayahanda untuk turun berjuang.”


    Begitulah lebih kurang. Dengan kata-kata ini, Sultan Murad tidak dapat berhelah lagi. Memang benar, perjuangan tidak ada hari berhentinya.



    MEMBUKA KONSTANTINOPLE


    Sebelum melakukan kempen ketenteraan ke atas Konstantinople, Sultan Muhammad membuat persediaan rapi. Dia belajar daripada sejarah yang menyaksikan sekian banyak kegagalan tentera Islam terdahulu dalam menyerang kota tersebut. Dengan tembok kota berlapis empat, setinggi 25 kaki dan berparit air di hadapannya, kota ini sungguh kebal. Untuk itu perancangan dan persediaan yang luar biasa mesti dilakukan.


    Antara langkah awal yang diambil oleh Sultan Muhammad al-Fateh ialah mengerahkan pembinaan meriam paling besar dan berkuasa pada zaman itu. Meriam ini mampu menembak sejauh satu batu dengan peluru antara 300-1600 kilogram setiap biji. Tentera musuh memang gentar akan teknologi ketenteraan umat Islam ini. Meriam ini hanya boleh melepaskan 15 tembakan setiap hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk umat Islam menguasai teknologi.



    Tentera Islam tiba di Konstantinople dengan jumlah lebih kurang 150,000 orang. Apabila mereka solat berjemaah beramai-ramai, gementar hati tentera musuh melihat betapa ramai, berdisiplin, harmoni, bersungguh-sungguh dan bersatu hatinya tentera Islam. Dari segi psikologi, moral tentera musuh sudah menjunam jatuh.

    Selain tembok kebal, penghalang besar antara tentera Islam dengan Kota Konstantinople ialah Selat Bosphorus. Kapal-kapal tentera Islam tidak dapat membuat serangan kerana tentera Kristian sudah memasang rantai besi yang merentangi selat. Strategi ini berjaya menghalang kemaraan tentera Islam untuk tempoh yang agak lama juga.



    Sultan Muhammad yang berusia 21 tahun dan tenteranya tiba di Konstantinople pada 19 April 1453. Mereka menghujani kota itu dengan tembakan meriam selama 48 hari, namun Konstantinople masih utuh berdiri. Pihak musuh diperteguhkan pula dengan bantuan daripada Pope berupa 5 buah armada perang. Oleh itu, mereka yakin tentera Islam akan kehabisan ikhtiar, kelesuan dan akhirnya akan pulang dengan tangan kosong.


    Satu keajaiban berlaku. Pada suatu malam, Sultan Muhammad mengerahkan tenteranya menggerakkan kapal melalui jalan darat. Mereka menarik kapal-kapal itu lalu melabuhkannya di dalam selat. Hal ini memang satu idea yang sungguh luar biasa.


    Esoknya, tentera Kristian terkejut besar melihat sebanyak 72 kapal perang tentera Islam sudah berada di dalam selat dan bersedia melancarkan serangan. Mereka berasa hairan kerana rantai perentang masih tidak terjejas, jadi bagaimana kapal-kapal tentera Islam boleh melompat masuk? Ketika inilah peperangan hebat berlaku.

    Sudah berlalu 53 hari namun Konstantinople tetap gagah. Sultan Muhammad tidak boleh membiarkan keadaan ini berterusan. Dengan tekad muktamad dia memberikan ucapan : “Saya hendak mati! Sesiapa yang mahu mati, mari ikut saya!”


    Ucapan ini benar-benar membakar semangat tentera Islam. Seorang pahlawan bernama Hasan Ulubate dan 30 orang perajurit menyerbu masuk ke kubu musuh. Mereka berjaya memacakkan bendera daulah Islam di dalam kubu. Bendera yang berkibar itu membuatkan tentera Islam ‘naik syeikh’. Mereka bertarung sambil mengharapkan syahid. Dengan izin Allah, akhirnya Konstantinople tunduk melutut ke bawah tentera Islam. Hasan Ulubate dan 30 orang perajuritnya berjaya mendapatkan syahid. Allahu Akbar!


    Konstantinople ialah kubu utama Kerajaan Byzantine. Kerajaan Byzantine lemah lalu akhirnya hancur selepas kota ini jatuh ke tangan Sultan Muhammad al-Fateh. Sultan Muhammad menukar nama Konstantinople kepada Islambol, yang membawa maksud “Islam Keseluruhannya”. Nama Islambol diubah pula kepada “Istanbul” oleh seorang musuh Allah bernama Mustafa Kamal Attarturk, Bapa Pemodenan Turki. Gereja St Sophies ditukar oleh Sultan Muhammad menjadi masjid, iaitu Masjid Aya Sophia. Sekarang dijatuhkan maruahnya sebagai sekadar sebuah muzium.


    Selepas itu Sultan Muhammad menyebarluaskan lagi agama tauhid ke Hungary, Bosnia, Serbia, Albani dan sekitarnya.



    JUMAAT BERSEJARAH


    Selepas berjaya menakluki Konstantinople, sampailah ketikanya untuk tentera Islam mengerjakan solat Jumaat yang pertama kalinya di sana. Timbul satu masalah, siapakah yang akan bertugas sebagai imam? Sultan Muhammad al-Fateh bertitah kepada tenteranya:


    “Siapakah antara kamu yang pernah meninggal solat fardhu setelah baligh, sila duduk.”


    Tidak ada seorang pun dalam ribuan perajurit itu yang duduk. Maksudnya mereka tidak pernah meninggalkan kewajipan solat fadhu. Beginilah salah satu ciri sebaik-baik tentera.


    “Siapakah antara kamu yang pernah meninggalkan solat rawatib setelah baligh, sila duduk.”


    Sebahagian daripada tenteranya duduk.


    “Siapakah antara kamu yang pernah meninggalkan solat tajahud setelah baligh, sila duduk.”


    Semua tenteranya duduk, kecuali Sultan Muhammad sendiri. Hal ini menunjukkan pemerintah besar ini tidak pernah meninggalkan solat fardhu, solat rawatib dan solat tahajjud sejak dia cukup umur. Alangkah hebatnya peribadi seorang pemimpin sebegini! Ada lagikah pemimpin umat Islam yang sebegini?


    AKHIR HAYAT


    Sultan Muhammad al-Fateh meninggal dunia pada 3 Mei 1481 di Hurkascayiri, Gebe. Ada pendapat mengatakan dia meninggal kerana menderita penyakit ghout. Ada pula yang mengatakan dia diracun.

    Siapa yang meracunnya? Seorang Yahudi bernama Maesto Jakopa. Ada orang mengaitkan putera Sultan Muhammad sendiri dalam hal ini. Allahu a’lam.



    KISAH POTRET SULTAN MUHAMMAD AL-FATEH


    Potret ini memang masyhur. Siapakah pelukisnya?

    Pelukisnya ialah seorang Itali bernama Genti le Bellini. Dia dihantar oleh Senat Venice ke Istanbul pada tahun 1479 untuk bertemu dengan Sultan Muhammad al-Fateh atas urusan hubungan diplomatik. Dialah yang melukis potret baginda.



    PEMBUKA KONSTANTINOPLE SETERUSNYA


    Hadis Nabi bercerita tentang kedatangan Yakjuj Makjuj. Kedatangan tentera Khazar, Monggol dan Rusia juga ternyata gerombolan Yakjuj Makjuj. Namun Yakjuj Makjuj yang utama akan muncul selepas kedatangan Imam Mahdi dan Nabi Isa al-Masih nanti.


    Begitu juga dalam kes Pembuka Konstantinople. Sultan Muhammad al-Fateh dan tenteranya memang benar sebaik-baik raja dan tentera pada zaman mereka yang berjaya membuka Konstantinople, namun Pembuka Konstantinople yang utama akan tiba tidak lama lagi. Mereka juga sebaik-baik raja dan tentera, untuk penghujung akhir zaman ini.


    Kita lihat apa yang dinukilkan oleh Syeikh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitabnya Al-Qaul al-Mukhtasor fi ‘Allamah al-Mahdiy al-Muntazor:


    “Al-Mahdi akan memerangi Rom selama 3 hari. Pada hari ketiga itulah Rom runtuh. Kemudian menyerang Konstantinople. Ketika mereka membahagi-bahagikan emas di Konstantinople dengan memakai takaran perisi, tiba-tiba ada orang yang berteriak: “Sesungguhnya Dajjal telah menundukkan keluarga-keluarga kamu semua.”

    “Al-Mahdi akan menundukkan Konstantinople dan Jabal ad-Dailam.” (Abu Nuaim)


    Rasulullah bersabda:

    “Sesungguhnya mereka menundukkan Konstantinople dan Rom dengan membunuh 40,000 jiwa……. Ketika mereka membahagi-bahagikan harta rampasan perang, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan berita kedatangan Dajjal…”


    Sabda Nabi:

    “Peperangan yang terbesar ialah tertakluknya Konstantinople. Dan keluarnya Dajjal ialah selama 7 bulan.”


    Hadis riwayat al-Hakim:

    “Sesungguhnya pasukan yang menundukkan Konstantinople ialah pasukan Hijaz……. Kemudian mereka dikejutkan dengan orang meneriakkan tentang kedatangan Dajjal.”


    “Tertakluknya Konstantinople ialah keluarnya Dajjal.”


    “Ketika menundukkan Konstantinople, Al-Mahdi menancapkan benderanya untuk mengambil wudhuk dan mengerjakan solat Subuh.”


    Cuba perhatikan, penaklukan Konstantinople dikaitkan dengan al-Mahdi dan pra-kezahiran Dajjal. Maksudnya pembukaan utama Konstantinople belum berlaku. Ia akan dibuka oleh sebaik-baik raja dan tentera iaitu Imam Mahdi dan pasukannya.


    Anda mahu jadi salah seorang ahli pasukannya yang sebaik-baik tentera itu? Bandingkan amalan anda dengan amalan para perajurit Pembuka Konstantinople yang pertama iaitu tentera Sultan Muhammad al-Fateh. Tentunya kualiti tentera yang membuka akan membuka Konstantinople kali ini adalah lebih hebat daripada yang pertama. Layakkah anda?


    Satu hal yang menarik, orang yang mengatakan Konstantinople akan jatuh ke tangan tentera Islam ialah Nabi Muhammad saw, Pembuka Konstantinople yang pertama ialah Sultan Muhammad manakala Pembuka Konstantinople yang utama ialah Muhammad bin Abdullah iaitu al-Mahdi. Ketiga-tiganya Muhammad.